Beranda > Uncategorized > Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam

Kumpulan Artikel Ilmu Pengetahuan

ANTARIKSA


Membaca Peta Terbesar Semesta
http://www.insprint.net.id/ummat/No.31_IV_15feb99/iptek.htmEDISI No.31 Thn. IV/ 15 Feb 99

Para astronom berhasil membuat peta kosmos terbesar. Tak
hanya informasi soal tempat, ada juga susunan alam raya.

“Jika demikian, di manakah letak Sukoharjo?” Itu sungguh pertanyaan
bercanda ketika BBC Online Network menurunkan artikel berjudul “Peta
Semesta”. Di sana diceritakan bahwa para ahli astronomi telah berhasil
menciptakan peta kosmos terbesar. Sebuah peta tiga dimensi yang berisi
susunan alam semesta beradius 700 juta tahun cahaya. Atau sama
dengan enam juta juta mil. (Sayang tak disebutkan oleh BBC, berapa
ukuran peta ini?-red).

Tentu saja apa yang berhasil dipetakan tersebut sebuah medan yang
amat  luas. Ruang lingkup manusia sendiri hanyalah sebuah fraksi kecil
saja dari alam semesta ini-yakni kurang lebih sepersepuluh ribu bagian.

“Hingga sekarang, inilah ukuran peta terbesar yang pernah dibuat,” kata
Profesor Carlos Frenk dari Universitas Durham, Inggris, bangga. Ia adalah
salah seorang pembuat peta kosmis (cartoghrapers) tersebut. Pembuatan
peta itu, menurutnya, membutuhkan waktu tak kurang sepuluh tahun.
“Peta ini merupakan perwakilan dari seluruh kosmis,” ujar Prof Frenk. Para
ilmuwan memang berpikir, mereka telah berhasil memetakan wilayah yang
merupakan representasi alam semesta.

Dengan menggunakan seluruh survei langit yang dikerjakan oleh Satelit
Astronomi Infra Merah (Infra-Red Astronomical Satellite atau IRAS), sebuah
tim ahli astronomi internasional memang telah memetakan posisi 15.500
galaksi. Mereka meletakkan benda-benda langit itu dalam sebuah peta tiga
dimensi dan menciptakan peta terbesar sepanjang masa. “Kami merasa
deg-degan waktu pertama kali mengeluarkan peta itu dari komputer,” kata
Prof Frenk. “Kami tahu inilah peta terbesar dalam sejarah.”

Gumpalan Hampa. Lebih jauh lagi, dengan peta ini, “Kita akan bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai alam semesta,” janji Frenk.
Contohnya adalah hal berikut ini. Gambaran utama peta dahsyat tersebut
adalah berbagai supercluster (mega-gumpalan besar benda langit) galaksi
(yang menyusun alam semesta). Seperti dipahami, sistem bintang kita
terjadi dari gumpalan-gumpalan-mulai dari sedikit hingga ratusan-galaksi.
Nah, gumpalan-gumpalan itu mengelompokkan diri menjadi sebuah
gumpalan besar galastis yang bisa dilihat di dalam peta.

Para astronom sendiri amat tertarik pada kehampaan- kehampaan di
antara dua gumpalan yang ada. “Mereka benar-benar hampa,” kata Frenk.
Menurutnya itu bukan galaksi yang benar-benar bebas, namun mereka
jauh lebih jarang dibandingkan dalam supercluster. Aspek yang penting
dari peta ini adalah rasio ukuran supercluster dan kehampaan. Hal ini
diyakini  akan menjadi sesuatu yang fundamental dalam pembentukan
alam semesta.

Soal lain yang bisa diketahui adalah zat-zat pembentuk struktur alam
semesta. Karena, peta ini juga memasukan informasi mengenai
pengkodean zat-zat yang membentuk alam semesta tersebut. “Struktur
yang kita lihat terbentuk dari kekuatan yang penting dalam alam semesta,
yaitu gravitasi,” cetus Frenk.

Gravitasi itu pulalah yang menentukan ukuran supercluster. Dari mana
gravitasi yang dimaksudkan itu? Konon ia datang dari “zat gelap” misteri
alam semesta. “Berdasar itu kami bisa menggunakannya untuk
menentukan apakah zat gelap itu seperti halnya nasib alam semesta itu
sendiri?” harap Frenk. Dari distribusi zat tersebut, para ilmuwan berpikir
bahwa alam semesta akan berkembang selamanya.

Peta terakhir. Berbagai ragam informasi macam itulah yang membuat
impian Frenk cepat melesat. Ia mambayangkan, suatu hari nanti peta
semesta itu akan digantung di setiap ruang belajar anak-anak. Dan jika itu
terwujud, diharapkan juga akan ada panah petunjuk ke arah pusat dari peta
dengan tulisan, “Di sinilah kita berada.” (Tentu saja tidak lantas kita bisa
bertanya, “Jadi, di manakah wilayah Sukoharjo? –Red.).

Menurut para astronom, ini adalah peta terakhir dari jenisnya yang telah
(berhasil) dibuat. Dan dibutuhkan satu dekade lagi untuk membuat jenis
lainnya. Untuk itu, bahkan dibutuhkan sebuah survei langit infra-merah (IR)
yang mampu menjangkau lebih jauh-ketimbang IRAS-ke sudut-sudut
kosmis. Namun para astronom kini tengah mengkaji angkasa lebih
dalam lagi dengan petunjuk yang pasti. Sebuah proyek yang dikerjakan
Inggris dan Australia tengah menyusun posisi 250.000 galaksi dalam
sebuah peta langit kecil.

Pembuatan peta tersebut, agaknya, merupakan kemajuan berarti dalam
sejarah perpetaan sejak 200 silam. Waktu itulah untuk pertama kalinya
manusia menemukan planet lain di luar sistem solar kita. Dan, sejaksaat
itu para nenek moyang lantas memetakan posisi bintang terdekat dan
menemukan galaksi di mana kita tinggal.

(Tulus Widjanarko & Yesi Maryam)

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar